Saturday, May 4, 2013
Busted Project 040513 goo.gl/MGBxr
Entah, itulah kata yang mungkin harus aku katakan tepat saat ini. Bukan tanpa alasan, tapi dengan dasar pertimbangan dan latar belakang yang sangat matang aku mengatakannya. Entah apa yang kini terjadi padaku, memikirkannya saja aku sudah kedahuluan kata "ENTAH" yang berkonotasi putus asa. Belum selesai memikirkan keentahanku pada apa yang terjadi kini, apa yang terjadi nanti akupun juga belum tahu pasti. Namun tentunya senjata ENTAH akan pasti terlontar begitu saja dari mulut ini ketika kau tanya.
Hari ini genap sudah 19 tahun kehidupanku di negeri terindah ini. Indonesia. Tepat 19 tahun yang lalu aku dilahirkan dari seorang ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga "profesional" serta seorang bapak yang berprofesi sebagai guru SD "profesional" pula. Dari keduanya mendididik untuk tidak mudah berputus asa. Jika sesuatu yang aku kerjakan belum berhasil aku dapatkan hasil yang ku inginkan, cari jalan lain sampai aku mendapatkan hasil yang ku inginkan. Sebuah didikan yang menjauhkanku dari ENTAH yang kini menyeruak ingin keluar dari mulut ini untuk menyumpal ragam pertanyaan dari kau-kau semua.
Hari ini tepat 4 Mei, dalam kalender nasional kau takkan menemukan perayaan nasional tertanggal 4 Mei. ENTAH kalau setelah hidupku didunia, tertinggal cerita indah tentangku mungkin akan menjadikan tanggal 4 Mei sebagai perayaan nasional. Untuk mengenangku. ENTAH hal ini akan terjadi diakhir kisah atau tidak.
Hari ini tak begitu banyak kegiatan yang aku lakukan, hanya ada satu kegiatan menunggu malam minggu. Bukan untuk bermalam minggu, tapi untuk menunggu penghakiman salah satu proyek yang dengan sepenuh hati beberapa hari ini aku kerjakan dengan seorang teman (seorang blogger). Proyek kompetisi blog yang bertemakan universitas dengan teknologi hijau sebagai basisnya. Entah 2 minggu atau bahkan lebih proyek ini aku kerjakan. Dari pemilihan template sampai editing, posting, finishing hampir semuanya dibawah kendaliku. Hal ini yang membuatku merasa berada diatas angin untuk dapat memenangi kompetisi yang malam minggu dari hari ini diumumkan siapa saja pemenangnya.
Hari ini malam minggu sudah tiba, langit gelap pertanda malam, binatang malam bersuka cita pertanda mereka siap mengejek siang yang sudah digantikan gelap pekat malam. Malam minggu yang ku nanti-nantikan. Aku bersiap menjadi pesakitan dengan menahan degup jantungku yang lebih kencang dari sebelumnya. Entah hal ini biasa terjadi pada orang lain atau hanya padaku saja hal seperti ini melanda? Entahlah.
Hari ini sekitar pukul 8 malam lebih degup jantungku kembali berdegup normal. Degup sebagaimana seharusnya jantung seorang manusia normal berdegup. Namun bukan dengan berakhir seperti beberapa waktu yang lalu yang aku inginkan mengenai kompetisi blog ini. Busted Project! Aku menamainya karena proyek yang dengan sepenuh hati aku kerjakan ini tidak berhasil menjadi juara satu. Jangankan juara satu, menyentuh juara tiga saja tidak! Padahal sebelumnya aku sangat yakin akan memenangi kompetisi. Entah aku yang terlalu percaya diri, sombong atau besar kepala sebelum memenangi perlombaan yang berakhir kekalahan ini, tapi yang jelas tanpa kata ENTAH aku harus bisa mengambil pelajaran dari Busted Project 040513 goo.gl/MGBxr hari ini.
JANGAN MEREMEHKAN SIAPAPUN ITU! dan JANGAN PERNAH MERASA TERLALU PERCAYA DIRI YANG TIADA LAIN ADALAH BENTUK KESOMBONGAN DIRI.
Labels:
04 Mei,
Busted,
Project
|
4
comments
Sunday, February 10, 2013
Gong Xi Fa Cai
Deng deng deng deng deng deng... Gong Xi Fa Cai
|
FiksiMerah!!! Lautan manusia membeludak. Memenuhi kelenteng untuk beribadat bersama sanak family. Pakaian merah khas Negeri China yang biasanya mereka kenakan. Ada juga yang datang ke kelenteng hanya sekedar ingin mendapatkan angpao. Tradisi masyarakat Tionghoa, dalam masyarakat pribumi bisa disejajarkan dengan salam tempel (mungkin). Tradisi yang kelestariannya patut dipertahankan. Dimana nilai kekeluargaan dan tanggung jawab sosial diajarkan. |
NonfiksiEtnis Tionghoa yang meskipun minoritas tetapi bisa "menguasai" pasar didesaku menjadikan kekagumanku pada mereka sangat besar. Berharap suatu saat, sebagai warga pribumi inginku ambil alih kekuasaan pasar agar tidak lagi hanya menjadi penonton diluar stadiun sendiri. Kekaguman yang sangat beralasan bagiku. Meskipun bagiku (juga), "kepelitan" mereka sebagai makhluk sosial sangat tidak aku suka. Berharap hal itu tidak menular ketika aku berhasil "menguasai" pasar. Dan... |
Labels:
Opini
|
7
comments
Subscribe to:
Posts (Atom)